Algoritma
berisi langkah-langkah penyelesaian
masalah. Notasi algoritma merupakan hal dasar yang harus diketahui oleh setiap orang
yang ingin membuat suatu pogram, karena dalam
notasi algoritma inilah terdapat kerangka-kerangka suatu program. Deskripsi
langkah-langkah dalam algoritma tidak mengacu pada sintaks bahasa
pemrograman apapun dan tidak tergantung
pada spesifikasi komputer yang mengeksekusinya. Tidak ada aturan baku dalam menuliskan algoritma, yang penting
mudah dibaca dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Meskipun demikian untuk menghindari
kekeliruan, ketaatan terhadap notasi perlu diperhatikan. Terdapat tiga cara yang umum
digunakan dalam menuliskan algoritma yaitu :
1. Kalimat
deskriptif
2. Pseudocode
3. Flowchart
Uraian
berikutnya akan membahas lebih detail tentang notasi penulisan algoritma
disertai dengan contoh.
1. Kalimat
Deskriptif
Notasi
penulisan algoritma dengan menggunakan bahasa deskriptif biasa juga disebut
dengan notasi alami. Dilakukan dengan cara menuliskan instruksi-instuksi yang
harus dilaksanakan dalam bentuk untaian kalimat deskriptif dengan menggunakan bahasa yang jelas. Dasar dari notasi bahasa deskriptif adalah Bahasa Inggris, namun dapat
dimodifikasi dengan bahasa sehari-hari termasuk Bahasa Indonesia. Karena tidak
ada aturan baku dalam menuliskan algoritma dengan notasi deskriptif, maka
setiap orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi algoritma sendiri. Kata
kerja adalah jenis kata yang biasa digunakan dalam penulisan bahasa deskriptif,
contohnya tulis, baca, hitung, tampilkan, ulangi, bandingkan, dan lain-lain.
Pada
dasarnya teks algoritma dengan bahasa deskriptif disusun oleh tiga bagian utama
yaitu:
a) Bagian
judul (header)
b) Bagian
deklarasi (kamus)
c) Bagian deskripsi.
Setiap bagian disertai dengan komentar
untuk memperjelas maksud teks yang dituliskan. Komentar adalah kalimat yang
diapit oleh pasangan tanda kurung kurawal (‘{’ dan‘}’).
a) Bagian
judul (header)
Merupakan bagian yang terdiri atas nama algoritma dan
penjelasan (spesifikasi)
tentang algoritma tersebut. Dibagian ini juga
digunakan untuk menentukan apakah teks algoritma yang dibuat tersebut adalah
program, prosedur, atau fungsi. Nama algoritma
sebaiknya singkat namun cukup menggambarkan
apa yang dilakukan oleh algoritma tersebut. algoritma yang dituliskan dalam
kurung kurawal ({}). Algoritma harus ditulis sesuai dengan spesifikasi yang
didefinisikan. Gambar 2.1 adalah contoh judul algoritma menghitung luas
lingkaran yang disertai dengan penjelasan singkat.
a) Bagian Deklarasi
Di dalam
algoritma, deklarasi atau kamus adalah bagian untuk mendefinisikan semua nama yang dipakai
di dalam algoritma. Nama tersebut dapat
berupa nama variabel, nama konstanta, nama tipe, nama prosedur atau nama
fungsi. Pendefinisian nama fungsi atau prosedur sekaligus dengan pendefinisian
spesifikasi dan parameternya.
a) Bagian Deskripsi.
Deskripsi
adalah bagian inti dari struktur algoritma.
Bagian ini berisi uraian langkah-langkah penyelesaian masalah.
Langkah-langkah ini dituliskan dengan notasi yang lazim dalam penulisan algoritma. Setiap langkah
algoritma dibaca dari langkah paling atas hingga langkah paling bawah. Urutan
penulisan menentukan urutan pelaksanaan perintah. Pada bagian deskripsi inilah
letak tiga struktur algoritma tersebut.
Gambar 2.4 adalah
contoh algoritmam menghitung luas lingkaran yang dituliskan
menggunakan kalimat deskriptif secara
lengkap.
1. Pseudocode
Pseudocode adalah cara penulisan algoritma yang menyerupai bahasa pemrograman tingkattinggi.
Pseudocode menggunakan bahasa yang hampir menyerupai Bahasa pemrograman.
Biasanya pseudo-code menggunakan bahasa yang mudah dipahami secara universal
dan juga lebih ringkas dari pada algoritma. Pseudocode berisi deskripsi dari algoritma pemrograman komputer yang menggunakan
struktur sederhana dari beberapa bahasa pemrograman tetapi bahasa tersebut
hanya di tujukan agar dapat di baca manusia. Sehingga pseudocode tidak dapat dipahami oleh
komputer. Supaya notasi pseudocode bias dipahami oleh komputer maka harus
diterjemahkan terlebih dahulu menjadi sintaks Bahasa pemrograman komputer
tertentu.
Dalam
pseudocode, tidak ada
sintaks standar yang resmi. Karena itu,
pseudocode ini dapat diterapkan dalam berbagai bahasa pemograman. Disarankan
untuk menggunakan
keyword yang umum digunakan seperti : if, then, else, while,
do, repeat, for, dan lainnya Keuntungan menggunakan notasi pseudocode adalah
kemudahan mentranslasi ke notasi bahasa pemrograman, karena terdapat
korespondensi antara setiap pseudocode dengan notasi bahasa pemrograman. Tabel dibawah
ini menunjukkan perbandingan beberapa kata yang biasa digunakan dalam penulisan
algoritma dengan menggunakan kalimat deskriptif dan pseudocode.
Kalimat
Deskriptif
|
Pseudocode
|
Masukkan panjang
|
Input panjang
|
Read panjang
|
|
Baca panjang
|
|
Hitung luas dengan rumus panjang x
lebar
|
panjang ß
luas panjang * lebar
|
Tampilkan luas
|
Output luas
|
Print luas
|
|
Write luas
|
|
Jika sudah selesai, cetak luas
|
If kondisi_selesai == true then print
luas
|
Nilai B ditambah 5
|
B ß B+5
|
Jika nilai A lebih kecil dari 5 maka nilai B
dibagi 3
|
If A<5 then B ß B/3
|
Struktur
penulisan pseudocode secara umum sama dengan struktur penulisan algoritma
dengan menggunakan kalimat deskriptif yaitu dimulai dari judul/header,
deklarasi/kamus dan diakhiri dengan deskripsi. Meskipun tidak ada sintaks
khusus dalam penulisan pseudocode, tetapi terkadang pseudocode dituliskan
dengan menggunakan style atau gaya penulisan dari beberapa bahasa pemrograman
yang ada, seperti Fortran, Pascal, C dan lain-lain.
1. Flowchart
Flowchart
adalah cara penulisan algoritma dengan menggunakan notasi grafis. Flowchart merupakan gambar
atau bagan yang memperlihatkan urutan atau
langkah-langkah dari suatu program dan hubungan antar proses beserta
pernyataannya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan antara proses digambarkan dengan garis penghubung. Dengan
menggunakan flowchart akan memudahkan kita untuk melakukan pengecekan
bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah. Disamping itu flowchart
juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang
bekerja dalam tim suatu proyek.
Namum demikian
terdapat beberapa anjuran yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Flowchart
digambarkan di suatu halaman dimulai dari sisi atas ke bawah dan dari sisi
kirike kanan.
2. Aktivitas
yang digambarkan harus didefinisikan dengan menggunakan Bahasa dan simbol yang tepat
dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3. Kapan
aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. Hanya terdapat
satu titik awal dan satu titik akhir.
4. Setiap
langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja,
misalkan MENGHITUNG NILAI RATA-TARA.
5. Setiap
langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup
dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak
perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan
21 percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan
seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
7. Gunakan
simbol-simbol flowchart yang standar.
Simbol-simbol
flowchart yang biasanya dipakai adalah simbol-simbol flowchart standar yang
dikeluarkan oleh ANSI dan ISO. Beberapa symbol flowchart
yang digunakan dalam menggambar suatu flowchart:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar